Oleh : Muchammad Fatchur Rochman ( CGP 4 Sidoarjo)
Salam dan Bahagia
Aksi nyata ini dilakukan untuk mengejawantahkan arti dari Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Kegiatan ini diawali dengan demonstrasi kontekstual pada modul 3.3. Dalam modul ini, saya mengeksplorasi Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Disini saya sebagai calon guru pengerak (CGP) diminta untuk membuat portofolio tindakan nyata. Portofolio yang dibuat disusun dengan menggunakan metode berpikir 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran dan Perubahan/ Penerapan ke depan. Berangkat dari kondisi tersebut, saya pun berusaha menyusun langkah-langkah strategis. Langkah-langkah tersebut tertuang dalam tindakan aksi nyata.
PERISTIWA ( FACTS)
latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Konsep Pendidikan Nasional di Indonesia menempatkan kebutuhan siswa sebagai salah satu point penting dalam pembelajaran. Dimana pembelajaran harus berjalan sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam dengan harapan anak akan merasa senang dan terwadahi kreativitasnya.
Pembelajaran yang baik yaitu pembelajaran yang bersumber dari visi misi satuan pendidikannya. SMP Sepuluh Nopember merupakan sekolah yang pembelajrannya berbasis Bahasa asing, yaitu Bahasa Arab, Inggris, Mandari dan Jepang, sehingga perlu mengadakan kegiatan assessment akhir untuk mengetahui ketuntasan belajar dan kemampuan berbahasanya.
Kegiatan assessment biasanya monoton dengan mengisi soal pada kertas atau form. Oleh karena itu, Assesment yang dilaksanakan berbeda dari biasanya, yaitu membuat assessment dengan berorientasi project dan diberi judul SPUBER Intensive Project and Assesment.
yang dilakukan pada Aksi Nyata, berikut alasan mengapa melaksanakan Aksi tersebut
Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah tercapainya kepemimpinan murid, program ini dilaksanakan dengan harapan murid dapat mengembangkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan berekspresi serta menghayati seni dan budaya bangsa serta dapat mengembangkan potensi atau bakat pada dirinya.
Kegiatan aksi nyata ini dilakukan untuk mencapai target pengelolaan program yang berdampak pada murid yang berdasarkan pemetaan aset sekolah dengan menggunakan model BAGJA dan MELR. Kedua model ini baik BAGJA ataupun MELR dilakukan untuk memastikan program itu berdampak pada murid. Alasan kuat kenapa perlu untuk membuat kegiatan ini adalah bagaimana menjadikan siswa itu berpikir kritis, mandiri, kreatif, berbudi pekerti yang baik, berkolaborasi satu sama lain, bisa memecahkan masalah dan melatih jiwa kepemimpinan siswa.
Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan
Sosialisasi dengan kepala sekolah
Tindakan aksi nyata ini saya ambil sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab guru kepada kepala sekolah sebagai pemimpin. Selain itu, untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan beberapa tindakan nyata yang akan dilakukan. Hasil dari tindakan konkrit tersebut adalah dukungan dari Kepala Sekolah untuk melakukan serangkaian tindakan pengambilan keputusan yang konkrit, serta adanya dukungan dalam bentuk finansial dan rekan sejawat dalam mensukseskan kegiatan yang dilakukan.
Awal mulanya kepala sekolah masih ragu untuk memberikan dukungannya terkait dengan rencana kegiatan yang dilakukan dikarenakan ini adalah hal baru yang belum pernah dilaksanakan di SMP Sepuluh Nopember. tapi Degnan bebarapa argumen yang baik, sehingga kepala sekolah menyetujui kegiatan ini.
Koordinasi dengan Rekan Sejawat
Menindak lanjuti apa yang telah disitujui oleh kepala sekolah terkait program SPUBER Intensive Project and assessment, maka langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu membahas dengan rekan sejawat terkait konsep dan teknis kegiatan yang akan dilangsungkan. Koordinasi yang dilakukan masih berkutat dengan bagaimana semua anak bisa melaksanakan kegiatan dengan diberikan keluasaan dalam memilih projek nya. Akhirnya, dengan sama-sama menyadari bahwa guru saat ini tidaklah sebagai pusat komando tetapi sebagai fasilitator, maka menghasilkan keputusan yaitu membuat sebuah projek untuk kelas 9 dalam bentuk projek/karya/penampilan dari siswa. Penampilan siswa akan dinilai dana diberi penghargaan untuk semua penampilan yang ada. Intinya kegiatan ini memberikan wadah atau ruang bagi anak untuk berkarya dalam proyek bahasanya.
Sosialisasi ke Siswa
Murid sebagai objek assessment yang akan dilakukan, maka perlu untuk memberikan sosialisasi terkait semua hal yang berkenaan dengan kegiatan projek dan assessment ini. Siswa diberikan arahan terkait kegiatan, diberikan waktu untuk menentukan kelompok, waktu untuk berdiskusi serta memutuskan hasil yagn dicapai. Kegiatan awal yang dilakukan ini, memperlihatkan bagaimana siswa saling berkolaborasi, mandiri, berpikir kritis dengan memunculkan ide-ide yang kreatif serta belajar untuk menghasilkan keputusan Bersama.
Ketika keputusan telah dibuat, maka siswa akan mendapatkan pengalaman dalam menghargai semua keputusan yang telah diputuskan dalam kelompok. Siswa sangat antusias dengan kegiatan ini, dikarenakan baisanya memakai assessment konvensional sekarang memakai assessment projek yang belum pernah siswa temui. Selain kepada siswa kelas 9 sebagai subjeknya, saya juga melakukan penguatan pada pengurus OSIS dalam menjalankan kegiatan assessment ini. Mulai dari awal sampai akhir di tangani oleh OSIS sekaliagus memberikan pelajaran nyata mengakomodasi kegiatan.
Kegiatan Spuber Intensive Project Dan Assesment dilaksanakan dengan baik dan lancar. Kegiatan diawali pembukaan, lalu sambutan kepala sekolah, penasehat dan Yayasan, kemudian penampilan empat Bahasa asing oleh siswa kelas 9 yang diwakili sebanyak empat penampilan terlebih dahulu saat kegaitan resmi Bersama Yayasan. Setelah kegiatan bersama Yayasan dilanjutkan penampilan selanjutnya sesuai dengan jadwal yang ada. Seluruh dewan guru ikut Bersama dalam memantau kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS. Pada kegiatan ini, sangat terlihat siswa kelas 9 antusias dan semangat bahkan terlihat totalitas dalam menampilkan karyanya. Adapun audience-nya berasal dari perwakilan kelas 7 dan 8 dengan semangatnya melihat setiap bagian dari acara yang berlangsung. Secara garis besar, kegiatan ini sangat baik dan layak untuk dipertahankan dan dilakukan pada tahun-tahun berikutnya.
PERASAAN ( FEELINGS )
Melakukan aksi nyata modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid pertama yang saya pikir akan sulit. Apalagi saat membuka komunikasi awal terkait pelaksanaan kegiatan. Melalui kolaborasi, tindakan nyata dapat dilaksanakan dengan baik. Saat melaksanakan kegiatan ini, perasaan saya lebih lega dan tenang karena sudah terencana dan terealisasi dengan baik. Setelah berakhirnya aksi nyata, saya juga merasa senang saat ditantang untuk mempertahankan dan meningkatkan pemahaman diri serta teman sejawat mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
PEMBELAJARAN ( FINDINGS)
Pembelajaran yang diperoleh dari tindakan nyata adalah terwujudnya kepemimpinan siswa dalam kegiatan Spuber Intensive Project Dan Assesment untuk meningkatkan minat bakat dan kepemimpinan, terwujudnya karakter siswa yang memiliki ilmu dan menjadi siswa yang berani tampil dan mengekspresikan bakatnya. dan potensi bahwa program ini akan dapat mencapai profil siswa Pancasila. Dari aksi nyata ini, saya mendapatkan banyak pelajaran penting, yaitu bagaimana saya mengembangkan dan mengelola program yang berdampak pada siswa dengan menggunakan model pemetaan aset BAGJA. Selain itu, saya menyadari pentingnya kerjasama antar pemangku kepentingan untuk menyukseskan program ini. Saya juga belajar bahwa peran guru tidak sebatas pembelajaran di kelas, harus selalu berkolaborasi dan harus peduli serta terlibat dalam pengelolaan program yang berdampak.
PENERAPAN KE DEPAN ( FUTURE )
Rencana perbaikan ke depan terdiri dari mencoba mengelola kegaitan ko-kurikuler di lingkungan sekolah untuk memberikan pembinaan dan menjadi wadah pengembangan minat dan bakat anak, selain itu ke depan perlu diberikan apresiasi berupa penghargaan lebih kepada siswa yang berprestasi baik ko/ekstrakurikuler tetapi terus mengedepankan etika dan karakter anak dalam menjalankannya. semangat penguatan kerjasama dalam bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam pembentukan pembelajaran yang baik harus lebih diperkuat. Hal ini penting dalam kaitannya dengan implementasi tindakan perubahan di masa depan.
Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid harus dipersiapkan dengan baik. Teruslah berkolaborasi untuk mencapai hasil yang melebihi harapan kebaikan mereka. Harapannya, hal-hal kecil yang dilakukan dapat membawa perubahan besar ke arah yang lebih baik di masa depan.