AKSI NYATA MODUL 3.1~Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh : Muchammad Fatchur Rochman ( CGP 4 Kabupaten Sidoarjo)

Salam dan Bahagia

Aksi nyata ini dilakukan untuk mengejawantahkan arti dari pengambilan keputusan Sebagai pemimpin Pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan demonstrasi kontekstual pada modul 3.1. Dalam modul ini, saya mengeksplorasi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Disini saya sebagai calon guru pengerak (CGP) diminta untuk membuat portofolio tindakan nyata. Portofolio yang dibuat disusun dengan menggunakan metode berpikir 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran dan Perubahan/ Penerapan ke depan.

PERISTIWA ( FACTS)  

Pengambilan keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan SMP Sepuluh Nopember. Tidak hanya oleh kepala sekolah, tetapi juga oleh warga sekolah lainnya. Salah satunya adalah guru. Fakta menunjukkan bahwa masih ada guru yang belum memahami perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika. Apalagi masih banyak yang belum memahami langkah yang tepat untuk mengambil keputusan. Tidak jarang pula beberapa keputusan yang diambil termasuk tidak adil. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman warga sekolah mengenai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Berangkat dari kondisi tersebut, saya pun berusaha menyusun langkah-langkah strategis. Langkah-langkah tersebut tertuang dalam tindakan aksi nyata.

Pertama, koordinasi dengan kepala sekolah    

Saya melakukan aksi nyata ini sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab guru terhadap kepala sekolah sebagai pimpinan. Selain itu juga untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan beberapa aksi nyata yang dilakukan. Hasil dari aksi nyata tersebut adalah adanya dukungan dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan rangkaian aksi nyata pengambilan keputusan.

Sosialisasi bersama kepala sekolah

Kedua, melakukan analisis kasus terkini di sekolah

Langkah ini untuk menguatkan pemahaman tentang pengambilan keputusan. Hal ini mengingat pemahaman terkait hal ini masih membutuhkan penguatan secara langsung di sekolah. Hasil dari aksi ini adalah tersusunnya analisis kasus yang terjadi di sekolah yaitu pengambilan keputusan siswa yang merasa kurang terwadahi dalam mendapatkan kepuasan pembelajaran berbahasa asing, dan juga mensinkronkan dengan guru BK sebagai wadah dalam pelayanan konseling siswa. Dalam analisis ini, saya berusaha menggali segala informasi dari kedua belah pihak yaitu siswa dan BK dalam waktu yang berlainan dengan harapan dapat terselesaikan masalah yang ada dengan pengambilan keputusan yang baik dan benar.

Ketiga, Menyusun Materi Diseminasi  

Kegiatan menyusun materi ini saya lakukan untuk diseminasi. Materi yang saya buat merupakan ringkasan materi modul 3.1. Saya akan melakukan beberapa perubahan terutama pada studi kasus. Studi kasus dalam materi akan saya sesuaikan dengan kasus nyata yang ada di sekolah. Tujuannya adalah agar materi lebih dekat dan memberikan kemudahan kepada rekan sejawat untuk menjalani proses belajarnya. Hasil aksi ini adalah tersusunnya materi diseminasi terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Adapun materinya sebagai berikut :

https://docs.google.com/presentation/d/15uzWSnTw9RFzS1ufwEFy2JGnQOsB1eQw10XuHevzScA/edit?usp=sharing

Keempat, Melakukan Transfer Pengetahuan  

Sebagai langkah pertama, saya akan melakukan diseminasi materi secara daring dengan komunitas pendidikan yang ada disekitar saya. Saya akan memanfaatkan media daring dengan menggunakan G-meet. Selain daring Saya juga akan melakukan transfer pengetahuan kepada kelompok-kelompok kecil rekan guru yang lainnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan koordinasi dengan rekan sejawat. Hasil aksi nyata ini adalah meningkatnya pemahaman dan keterampilan rekan sejawat dan komunitas pendidikan dalam pengambilan keputusan.

Sosialisasi bersama rekan sejawat

Sosialisasi bersama komunitas penggerak omahsinau.science

kelima, melakukan pendampingan terkait dengan perkembangan pembelajaran di sekolah  

Kegiatan ini saya lakukan dikarenakan ada teman sejawat yang sulit mengondisikan kelasnya ketika saya perhatikan dari luar kelas, awalnya saya merasa ragu untuk berkomunikasi dengan beliau karena takut dirasa mencampuri model pembelajaran yang dilakukannya dan akhirnya timbul perasaan tidak mengenakkan sehingga muncul dilema pada saya. Akhirnya saya mengambil keputusan dengan memberanikan diri saya ajak rekan saya tersebut untuk membahas tentang apa yang terjadi di kelas tadi dengan pertimbangan pembelajaran selanjutnya lebih baik dari apa yang terjadi saat di kelas tadi.

Yang saya lakukan pertama kali yaitu saya mencoba menggali informasi yang terjadi, ternyata dari informasi yang didapatkan pembelajaran yang dilakukannya masih hanya terbatas media powerpoint saja. Akhirnya saya mencoba menggali potensi kompetensi yang telah dipunyai, ternyata rekan saya pernah mengikuti pelatihan pembuatan media menggunakan office 365, videoscrabe, dan media canva serta dia mempunyai pentabs yang dipakai saat pembelajaran daring. Sehingga saya mencoba memberikan umpan balik terkait implementasi hal tersebut ke pembelajaran.

Dari sini dia berkomitmen akan menggunakan kompetensi dia secara maksimal dan menggunakan media pentabs saat pembelajaran sehingga powerpoint yang dipakai bisa lebih interaktif dan kelas tidak membosankan.

Proses diskusi dengan teman sejawat

Follow up –  Penggunaan pentabs saat pembelajaran

PERASAAN ( FEELINGS )

Melakukan aksi nyata modul 3.1. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pertama yang saya pikir akan sulit. Apalagi saat membuka komunikasi awal terkait pelaksanaan kegiatan. Melalui kolaborasi, tindakan nyata dapat dilaksanakan dengan baik. Saat melaksanakan perasaan saya lebih lega dan tenang karena sudah terencana. Setelah berakhirnya aksi nyata, saya juga merasa senang saat ditantang untuk mempertahankan dan meningkatkan pemahaman diri dan teman sejawat mengenai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

PEMBELAJARAN ( FINDINGS)

Banyak pelajaran baru dalam perubahan yang telah saya lakukan. Pembelajaran yang berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain. Salah satu pelajaran/praktik baik untuk diri sendiri adalah bahwa awal yang baik untuk perubahan adalah kolaborasi. Dari kolaborasi, kita belajar menyamakan persepsi dengan menyusun tahapan-tahapan perubahan. Praktik baik  lainnya adalah terkait dengan langkah strategis ketika muncul kendala dari rencana yang telah disusun. Hambatan di luar sana menyebabkan rencana berubah, Oleh karena itu penting untuk mempersiapkan alternatif strategi dalam pelaksanaan tindakan nyata. Semua dukungan dari teman sejawat sangat mempengaruhi dari kesuksesan rencana yang dibuat.

PENERAPAN KE DEPAN ( FUTURE )

Sebuah perubahan nyata pada diri sendiri, yaitu ketika semangat dalam mempererat kerjasama dalam bentuk kolaborasi bersama orang lain dalam membentuk pembelajaran yang baik. Hal ini penting dalam kaitannya dengan implementasi tindakan perubahan di masa depan. Selain itu, peningkatan rasa optimisme tentang kompetensi diri dalam pengambilan keputusan. Hal ini sangat akan berdampak nyata pada keputusan yang dibuat di masa depan mengenai peran dari pemimpin pembelajaran. Perubahan lainnya yang timbul yaitu tumbuhnya komitmen untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di sekolah.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik. Harapannya, hal-hal kecil yang dilakukan dapat membawa perubahan besar ke arah yang lebih baik di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

powered by viltis.projekt & bountec