TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:
- CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
- CGP mampu membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan format BAGJA.
SINTESIS BERBAGAI MATERI
Sekolah merupakan ekosistem yang mengandung faktor biotik dan abiotik. Ekosistem adalah sistem interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup dalam suatu lingkungan. Ekosistem dicirikan oleh pola hubungan yang saling mendukung dalam wilayah atau lingkungan tertentu.
Sekolah dapat diibaratkan dengan sebuah ekosistem, dimana di dalam sekolah terdapat bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur hidup) dan faktor abiotik (unsur tak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan yang baik satu sama lain. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik saling mempengaruhi serta membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lain. Faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah antara lain: siswa, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor biotik yang telah disebutkan, faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran antara lain: keuangan, sarana dan prasarana.
Pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu kita, apa yang hilang dan apa yang tidak berfungsi. Semuanya akan dilihat secara negatif. Kita harus bisa mengatasi segala kekurangan atau hambatan untuk mencapai kesuksesan yang ingin kita capai. Seiring berjalannya waktu, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang memiliki kebiasaan merasa tidak nyaman dan curiga, yang justru bisa membutakan kita terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar kita.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang psikolog yang meneliti dan menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini adalah cara praktis untuk menemukan dan mengenali hal-hal positif dalam hidup, dengan menggunakan kekuatan sebagai fokusnya, kita diajak untuk fokus pada apa yang berhasil, menginspirasi, dan yang menjadi kekuatan atau potensi positif. Kemandirian suatu komunitas untuk dapat mengatasi tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada dalam dirinya disebut dengan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset yang menitikberatkan pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Pendekatan komunitas berbasis aset ini sangat cocok diterapkan di sekolah, karena pendekatan ini lebih sederhana. Sebagai suatu komunitas, sekolah harus menerapkan pendekatan ini, dengan fokus pada potensi atau sumber daya yang mereka miliki, bukan kekurangan atau kelemahan mereka, sehingga tujuan dan cita-cita bersama dapat tercapai.
Kesimpulan Terkait Materi Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya
Menjadi seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi dan mengelola sumber daya untuk melaksanakan program sekolah, dan juga harus dapat menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Cara Mengimplementasikan dikelas, sekolah dan masyarakat sekitar.
Dalam mengimplementasikan Pemimpin Pembelajaran terkait Manajemen Sumber Daya baik di kelas, maka sekolah dan masyarakat sekitar harus bekerja sama untuk mengidentifikasi kemudian mengoptimalkan semua aset yang ada sebagai kekuatan yang dimiliki di sekolah untuk dikelola dan digunakan meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung pencapaian sasaran yaitu tujuan pendidikan.
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Pengelolaan sumber daya yang dimaksud yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal keuangan, modal agama dan budaya akan sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, modal ini harus dikelola dengan baik karena setiap sumber daya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus dapat mengidentifikasi kekuatan kita sebagai keunggulan sumber daya, memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang ada dengan mengesampingkan kekurnagan yang ada, fokus pada kekuatan dan potensi kita sehingga proses pembelajaran berlangsung secara optimal dan berkualitas.
Bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang didapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.
Modul 1.1.
Ki Hajar Dewantara membedakan antara kata pendidikan dan pengajaran untuk memahami arti dan tujuan pendidikan. Pengajaran (Onderwijs) adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau manfaat bagi kecakapan hidup fisik dan mental anak. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberikan tuntunan terhadap segala kodrat alam yang dimiliki anak agar mampu mencapai rasa aman dan bahagia yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh kembang atau hidupnya kekuatan kodrat alam yang ada pada diri anak. Dalam rangka meningkatkan perilaku (bukan dasar) kehidupan dan pertumbuhan kekuatan kodrat anak. KHD meyakini bahwa untuk mewujudkan manusia Indonesia yang beradab, pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mewujudkannya. Semboyan pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah “Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani”. Kaitannya dengan manajemen sumber daya adalah pemimpin pembelajaran mengelola sumber daya yang ada (siswa) sesuai dengan fitrahnya, karena sebenarnya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Langkah yang bisa dilakukan yaitu memberikan tauladan, dorongan dan motivasi dalam pengelolaan sumber daya agar menjadi efektif.
Modul 1.2
Keterkaitan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, maka sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya harus memiliki nilai positif seperti Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong dan kreatif.
Modul 1.3
Pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. Sesuai dengan paradigma Appreciative Inquiry (IA), prinsip yang digunakan dalam pegelolaan ini adalah yang didasarkan pada kekuatan (assets). IA menggunakan prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat berkontribusi pada kesuksesan. Inti positif ini adalah potensi dan aset organisasi. Maka dalam pelaksanaannya, IA diawali dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan organisasi kemudain organisasi mengambil langkah dalam merencanakan perubahan melalui manajemen BAGJA (Buat pertanyaan, Atur ekskusi, Gali mimpi, dan Jabarkan rencana)
Modul1.4.
Agar pemimpin pembelajaran dapat bersinergi dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka budaya positif harus ada, salah satunya adalah budaya positif dalam mencapai kesepakatan kelas. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi pembelajaran yang lebih menawarkan punishment daripada reward. Pemimpin pembelajaran dalam melaksanakan manajemen sumber daya bukan saja sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, menjadi teman, pengawas, tetapi juga sebagai manajer. Ketika kita sebagai pemimpin pembelajaran bertanya kepada murid dalam membuat kesepakatan kelas, menanyakan harapan dan apa yang perlu ditingkatkan akan menumbuhkan disiplin diri dan motivasi intrinsik.
Modul 2.1
Setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda, memiliki bakat dan minat yang berbeda karena pada hakikatnya siswa memiliki kecerdasan yang majemuk. Sebagai pengelola sumber belajar, kita harus mampu memenuhi kebutuhan setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan bakat dan minat, kesiapan belajar, dan profil belajar siswa. Strategi yang digunakan adalah strategi konten, strategi proses dan strategi produk.
Modul 2.2
Dalam mengambil keputusan banyak dipengaruhi oleh emosi yang terjadi, sehingga harus secara sadar bisa mengelola emosi tersebut dengan memahami kompetensi sosial emosional. Adapun Kompetensi Sosial Emosional Casel adalah sebagai berikut:
- Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi). Kesadaran diri meliputi kemampuan memahami proses belajar dan refleksi diri, mengembangkan rasa percaya diri, serta memahami perasaan, minat, nilai, dan kekuatan.
- Kesadaran Sosial (Empati). Kesadaran sosial mencakup memahami perspektif dan empati yang berbeda, mengenali dan menghargai persamaan dan perbedaan, menggunakan sumber daya secara efektif di rumah, sekolah, dan di masyarakat.
- Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan fokus). Pengelolaan diri meliputi mengelola stres, mengendalikan impuls, dan gigih dalam menghadapi rintangan/hambatan, atau sering disebut sebagai mengelola emosi dan fokus. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelolaan diri ini bisa dilakukan dengan teknik STOP. Stop/berhenti, Hentikan apa pun yang Anda lakukan. Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam, Sadari setiap tarikan napas dan hembusan napas. Rasakan udara sejuk yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung Anda, lakukan 2-3 kali dan hirup napas dengan tenang. Observe/ Amati, Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Perhatikan pilihan yang anda dibuat. Fokus pada pilihan terbaik Anda saat ini. Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai.
- Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab, mempertimbangkan faktor etika, akademik, dan sosial dalam membuat pilihan dan keputusan. Selalu berkontribusi pada pencapaian wellbying sekolah dan komunitas.
- Keterampilan sosial (Resiliensi). Keterampilan resiliensi meliputi: membangun hubungan yang sehat berdasarkan kerjasama dan rasa hormat, menolak tekanan sosial yang tidak pantas, mencegah dan mengelola bahkan menyelesaikan konflik yang terjadi serta mencari bantuan saat dibutuhkan.
Modul 2.3
Coaching merupakan salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya, sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan “arahan atau tuntunan” melalui pertanyaan-pertanyaan yang bijaksana dan efektif sehingga kekuatan kodrat anak terpancar darinya. Pentingnya proses coaching ini dalam pengelolaan sumber daya adalah Adanya proses mengaktifkan kerja otak siswa. Pertanyaan yang reflektif dapat melibatkan siswa dalam metakognisi. Pertanyan-pertanyaan dalam proses coaching juga menyebabkan siswa berpikir lebih kritis dan mendalam sehingga dapat menunjukkan potensinya. Adapun keterampilan yang harus dimiliki seorang coach yaitu Keterampilan membangun hubungan baik (kemitraan), Keterampilan berkomunikasi serta Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.
Modul 3.1
Proses coaching dapat berfungsi sebagai referensi bagi seorang pengelola sumber daya untuk membuat keputusan baik dari segi dilema etika ataupun bujukan moral. Pengambilan keputusan yang diambil berpedoman pada 9 Langkah Membuat Keputusan Pemimpin Pembelajaran, hal ini tentunya mencerminkan pengajaran yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid dalam belajar. meskipun dalam praktiknya, untuk membuat keputusan terkait dilema etika sangat sulit.
Adapun dalam mengambil keputusan lebih melihat kepada prinsip jangka pendek versus jangka panjang, yang tentu saja kita mengambil keputusan untuk mengorbankan jangka pendek dan memilih jangka panjang demi kesuksesan kehidupan masa depan anak. awalnya tampak sangat tidak adil, tetapi dengan bergulirnya waktu selain memberikan pemahaman yang tepat kepada siswa, pengaruh jangka panjang tampaknya akan memiliki efek positif yang signifikan pada kehidupan anak-anak.
Hubungan antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran yang sudah berubah setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pengelola sumber daya, saya sering berpikir atau bahkan melakukan pengelolaan sumber daya dengan pendekatan berbasis masalah. Sehingga yang dipikirkan adalah sisi negatif dan kelemahan atau kekurangan sumber daya yang ada. Saya harus bisa mengatasi segala kekurangan atau hambatan untuk mencapai kesuksesan yang ingin dicapai. Seiring berjalannya waktu, secara tidak sadar saya menjadi seseorang yang memiliki kebiasaan merasa tidak nyaman dan curiga, yang justru bisa membutakan kita terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa sebagai pengelola sumber daya harus dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki. Fokusnya adalah pada kekuatan dengan mengesampingkan kelemahan. Menemukan dan mengenali hal-hal positif dalam hidup, menggunakan kekuatan sebagai landasan refleksi, kita diajak untuk fokus pada apa yang berhasil, menginspirasi dan menjadi kekuatan atau potensi positif.
SEBAGAI PERSIAPAN MELAKUKAN AKSI NYATA TERSEBUT, BUATLAH RANCANGAN SEDERHANA DENGAN MENGISI BAGAN BERIKUT:
PRAKARSA PERUBAHAN | Penguatan program literasi sekolah melalui karya digital yang menyenangkan | |
TAHAPAN | Pertanyaan | Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban |
B-uat pertanyaan (Define) Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan | Apakah Siswa SMP Sepuluh Nopember mengetahui program literasi digital sekolah pada pembelajaran IPA melalui karya digital? Bagaimanakah cara menumbuhkan budaya literasi digital sekolah pada pembelajaran IPA melalui karya digital? Strategi dan Media pembelajaran apa yang tepat untuk menumbuhkan budaya literasi digital sekolah pada pembelajaran IPA melalui karya digital? | Memberikan penjelasan pentingnya program literasi digital sekolah pada pembelajaran IPA melalui karya digital kepada murid Menerapkan model Project based Learning (PBL) atau Discovery Learning Menjelaskan pengertian dan tahapan karya digital Melakukan pembimbingan dan mengikuti pelatihan karya digital pada murid baik melalui kekuatan potensi alumni atau cara lainnya |
A-mbil pelajaran (Discover) Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi;Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur | Bagaimanakah Penerapan Pembelajaran Model PBL (Project Based Learning) atau Discovery learning di SMP Sepuluh Nopember? Bagaimanakah sarana dan prasarana untuk menerapkan budaya literasi digital melalui karya digital? Bagaimanakah kompetensi guru dalam penerapan budaya literasi digital melalui karya digital Bagaimanakah dukungan terhadap pembelajaran melalui budaya literasi digital melalui karya digital ? | Penerapan Pembelajaran Model PBL (Project Based Learning) dan discovery learning di SMP Sepuluh Nopember sudah berjalan dengan baik? Dengan kondisi Lab IPA dan lab komputer serta koneksi jaringan yang baik serta sarana dan prasarana untuk melakukan praktik dan penelitian di SMP Sepuluh Nopember sangat mendukung Kompetensi guru sangat mendukung dengan dibuktikan beberapa hasil karya digital yang dibuat peserta didik SMP Sepuluh Nopember menjuarai perlombaan Dukungan terhadap kegiatan budaya literasi digital dalam pembelajaran IPA melalui karya digital sangat baik |
G-ali mimpi (Dream) Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja). | Bagaimanakah program literasi digital sekolah pada pembelajaran IPA melalui karya digital yang muncul setelah pembelajaran? Apakah harapan siswa kedepan setelah mampu membuat karya digital Apa produk yang dihasilkan setelah pembelajaran? | Keterampilan abad 21, siswa sangat berkembang setelah pembelajaran yaitu critical thinking and problem solving, creativity, communication skill dan ability to work collaborative pada saat pembuatan karya digital Harapan siswa dapat berprestasi di tingkat kabupaten dan provinsiproduk karya digital , laporan percobaan, essay dan lainnya |
J-abarkan rencana (Design) Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;Menyusun definisi kesuksesan pencapaian | Bagaimana membuat program pembelajaran?Bagaimana cara berkoordinasi dengan para pimpinan sekolah?Bagaimana media sosial berperan?Acara apa yang akan diikuti? | Membuat program pembelajaran melalui perangkat pembelajaran setiap semester dan mensinkronkan dengan ekskul Jurnalistik/Club Sains terkait program kerjanya Berkoordinasi dengan kepala sekolah, Wakil kepala sekolah urusan kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana untuk kelancaran pelaksanaan penelitian pembuatan karya digital, laporan percobaan, essay dan lainnya Mengoptimalkan akun media sosial karya digital remaja sebagai sumber informasi dan sumber penyampaian informasi Mengikuti lomba karya digital dan pelatihan karya digital |
A-tur eksekusi (Deliver) Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi) | Siapa yang terlibat untuk pengoptimalan PBL dan ekstrakurikuler Science Club? | Mengoptimalkan pembelajran dikelas dengan penerapan (PBL) dan discovery learning Mengoptimalkan kegiatan Ekstrakulikuler jurnalistik/Science Club SMP sepuluh Nopember dengan tim pembimbing guru Membimbing siswa untuk dapat menghasilkan karya digital dan produk karya digital, sains dan lainnya Mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan karya digital serta mempublikasikan di media sosial Optimalisasi portofolio siswa untuk kegiatan SMP Sepuluh Nopember |